Tafsir Al Qur’an Surat Al An’am Ayat 1-11

By | 10/12/2015

Tafsir Quran Surat Al An’am Ayat yang Ke: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, Dan 11.
Ayat dibawah ini menerangkan tentang terpuji-Nya Dia karena sifat-sifat-Nya yang sempurna dan agung dengan menciptakan langit dan bumi beserta isinya, Ancaman kepada orang kafir karena sikapnya terhadap ajaran Al Qur’an dan agama Islam. Lalu menjelaskan tentang keras dan sombongnya mereka meski telah jelas kebenarannya. Kemudian ada ajakan untuk mengambil pelajaran dari apa yang menimpa generasi sebelum mereka, dll.

Surah ke-6. 165 ayat. Makkiyyah kecuali beberapa ayat, yaitu ayat 20, 23, 91, 93, 114, 141, 151, 152 dan 153, ayat-ayat tersebut adalah Madaniyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-3: Keberhak_an Allah Subhaanahu wa Ta’aala untuk diibadahi yang tampak pada ciptaan-Nya serta bukti-buktinya dalam alam semesta dan pada diri manusia

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ (١) هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلا وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ (٢)وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الأرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ (٣

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 1-3

1.Segala puji bagi Allah[1] yang telah menciptakan langit dan bumi[2], dan menjadikan gelap dan terang[3], namun demikian orang-orang kafir masih mempersekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu.

2. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah[4], kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu)[5], dan batas waktu tertentu[6] yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya[7].

3. Dan Dialah Allah (yang disembah), di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan dan mengetahui (pula) apa yang kamu kerjakan[8].

Ayat 4-6: Sikap orang-orang kafir terhadap Al Qur’an dan agama Islam, dan ancaman untuk mereka

وَمَا تَأْتِيهِمْ مِنْ آيَةٍ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِمْ إِلا كَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ (٤)فَقَدْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَسَوْفَ يَأْتِيهِمْ أَنْبَاءُ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (٥) أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الأنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ (٦

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 4-6

4.[9] Setiap ayat dari ayat-ayat[10] Tuhan yang sampai kepada mereka (orang kafir), semuanya selalu diingkarinya.

5. Sungguh, mereka telah mendustakan kebenaran (Al-Quran) ketika sampai kepada mereka[11], maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan[12].

6.[13] Tidakkah mereka memperhatikan[14] berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu[15]. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka[16], kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri[17], dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.

Ayat 7-9: Menerangkan tentang kerasnya orang-orang kafir, sombongnya mereka kepada kebenaran, penentangan mereka terhadapnya meskipun sudah jelas kebenarannya bagi mereka

وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ لَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلا سِحْرٌ مُبِينٌ (٧) وَقَالُوا لَوْلا أُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ وَلَوْ أَنْزَلْنَا مَلَكًا لَقُضِيَ الأمْرُ ثُمَّ لا يُنْظَرُونَ (٨) وَلَوْ جَعَلْنَاهُ مَلَكًا لَجَعَلْنَاهُ رَجُلا وَلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَا يَلْبِسُونَ (٩

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 7-9

7.[18] Dan sekiranya Kami turunkan kepadamu (Muhammad) tulisan di atas kertas[19], sehingga mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri[20], niscaya orang-orang kafir itu akan berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”

8. Dan mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya (Muhammad)[21]?” Jika Kami turunkan malaikat (kepadanya)[22], tentu selesailah urusan itu[23], kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikit pun).

9. Sekiranya Rasul itu Kami jadikan (dari) malaikat, pastilah Kami jadikan dia (berwujud) laki-laki juga, dan (dengan demikian) pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu[24].

Ayat 10-11: Ajakan kepada orang-orang kafir yang mendustakan untuk mengambil pelajaran dari apa yang menimpa generasi sebelum mereka

وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (١٠) قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (١١

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 10-11

10. [25] Dan sungguh beberapa Rasul sebelum kamu (Muhammad) telah diperolok-olokkan, sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka[26].

11. Katakanlah (Muhammad), “[27]Jelajahilah bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”


[1] Ayat ini sebagai pemberitahuan tentang terpuji-Nya Dia serta pujian terhadap-Nya karena sifat-sifat-Nya yang sempurna dan agung secara umum, dan lebih khusus lagi karena apa yang disebutkan pada ayat-ayat setelahnya. Allah memuji Diri-Nya karena Dia menciptakan langit dan bumi di mana hal itu menunjukkan sempurnanya kekuasaan-Nya, luasnya ilmu dan rahmat-Nya serta meratanya kebijaksanaan-Nya. Dia yang sendiri menciptakan, mengatur, mengadakan gelap dan terang; baik yang dirasakan seperti malam dan siang, matahari dan bulan, maupun yang maknawi seperti gelapnya kebodohan, keraguan, kemusyrikan, kemaksiatan, kelalaian, dan terangnya ilmu, iman, yakin, dan taat. Ini semua menunjukkan bahwa Allah Ta’ala berhak diibadati dan ditujukan keikhlasan dalam beribadah. Meskipun dalil dan bukti ini begitu jelas, namun orang-orang kafir masih saja menyamakan makhluk dengan Allah dalam hal ibadah dan ta’zhim (pengagungan), padahal makhluk-makhluk tersebut tidak sama sedikit pun dengan Allah dalam hal kesempurnaan; makhluk fakir lagi lemah, sedangkan Allah Maha Kaya lagi Maha Kuasa.

[2] Disebutkan hanya “Langit dan bumi” karena keduanya merupakan makhluk terbesar bagi orang-orang yang melihatnya.

[3] Disebutkan dengan bentuk jama’ kata “zhulumat” (kegelapan-kegelapan) karena banyak bentuk kegelapan dan bermacam-macam jalannya, dan disebutkan secara mufrad (tunggal) kata “nuur” (cahaya) karena jalan yang mengantarkan kepada Allah hanya satu, yaitu jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; berupa mengetahui kebenaran dan mengamalkannya, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Terj. Al An’aam: 153)

[4] Yakni dengan menciptakan zat yang kamu diciptakan daripadanya, yaitu tanah. Demikian juga menciptakan bapak semua manusia, yaitu Adam ‘alaihis salam darinya.

[5] Dia menetapkan lama waktu kamu hidup di dunia, yang di sana kamu bersenang-senang dan diuji siapakah yang paling baik amalnya serta memberi waktu agar kamu dapat memikirkan hidupmu.

[6] Untuk dibangkitkannya kamu dan diberikan balasan terhadap amal yang kamu kerjakan.

[7] Yakni meragukan kebangkitan tersebut setelah kamu mengetahui bahwa Dia yang pertama kali menciptakan kamu, padahal yang mampu menciptakan pertama kali dari yang sebelumnya tidak ada tentu lebih mampu menciptakan kembali dari yang sebelumnya sudah ada. Demikian juga kamu masih meragukan janji Allah dan ancaman-Nya serta terjadinya pembalasan pada hari kiamat.

[8] Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai kamu bermaksiat kepada-Nya.

[9] Ayat ini merupakan khabar (berita) dari Allah Ta’ala tentang pengingkaran orang-orang musyrik, kuatnya penolakan dan permusuhan mereka, di mana semua ayat tidak bermanfaat bagi mereka sampai datang kepada mereka hukuman yang semisal dengan generasi sebelum mereka.

[10] “Ayat” di sini dapat berarti mukjizat, ayat Al-Quran, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam yang menunjukkan kebenaran firman-firman Allah yang menghendaki mereka untuk mengikuti dan menerima.

[11] Kebenaran, haknya adalah diikuti, bersyukur kepada Allah karena dimudahkan dan didatangkan-Nya, namun mereka malah menyikapinya dengan kebalikannya, oleh karenanya mereka berhak mendapat siksa yang pedih.

[12] Yakni kelak mereka akan melihat kenyataan dari apa yang mereka memperolok-oloknya; berupa kebangkitan, surga dan neraka. Ketika tiba hari kiamat, akan dikatakan kepada mereka yang mendustakan, “Inilah neraka yang dahulu kamu dustakan.”

[13] Di ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan mereka untuk mengambil pelajaran dari generasi sebelum mereka yang telah binasa.

[14] Ketika sedang mengadakan perjalanan.

[15] Yakni diberikan kepada mereka harta yang banyak, anak-anak dan berbagai kemewahan.

[16] Dengan hujan dan air sungai itu, Allah menumbuhkan berbagai macam pohon dan buah-buahan untuk mereka, mereka dapat menikmatinya dan memperoleh apa yang mereka suka, namun mereka tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat itu, mereka lebih mengedepankan hawa nafsu dan dibuat lalai oleh berbagai kenikmatan. Para rasul datang kepada mereka menasehati mereka dengan diperkuat oleh bukti yang nyata, namun mereka malah mendustakannya, maka Allah membinasakan mereka karena dosa-dosanya.

[17] Yakni karena mendustakan para nabi.

[18] Ayat ini dan beberapa ayat setelahnya merupakan pemberitahuan dari Allah tentang kerasnya sikap orang-orang kafir dalam menolak kebenaran. Kalau pun Allah menurunkan bukti kepada mereka, mereka tetap mengingkari juga seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.

[19] Sebagaimana yang mereka usulkan.

[20] Memegang langsung lebih menghilangkan keraguan daripada hanya melihat.

[21] Maksudnya untuk menerangkan dan menguatkan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu seorang Nabi.

[22] Sebagaimana yang mereka usulkan.

[23] Maksudnya kalau diturunkan kepada mereka malaikat, lalu mereka tidak juga beriman, tentulah mereka akan diazab oleh Allah saat itu juga, sehingga mereka binasa semuanya. Oleh karena itu, diutusnya rasul dari kalangan manusia dengan membawa bukti yang nyata, ditambah dengan diberi tangguh sesungguhnya hal itu lebih baik bagi mereka dan lebih bermanfaat, daripada diutusnya rasul dari kalangan malaikat yang jika mereka tetap mendustakan, mereka langsung dibinasakan.

[24] Maksudnya kalau Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya dalam bentuk seorang manusia, karena hikmah tidak menghendaki selain seperti itu, lagi pula manusia tidak dapat melihat malaikat, dan tentu mereka akan berkata, “Ini bukan malaikat, tetapi hanya manusia seperti kami juga,” sehingga mereka akan tetap ragu-ragu.

[25] Dalam ayat ini terdapat hiburan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

[26] Demikian pula akan turun azab kepada orang-orang yang mencemoohkan kamu.

[27] Yakni jika kamu masih meragukannya, maka jelajahilah bumi…dst. di mana sebagian bangunan mereka yang dibinasakan masih tersisa sehingga dapat diambil pelajaran. Perintah mengadakan perjalanan ini merupakan perjalanan yang menggabung antara hati dengan badan, di mana dengannya seseorang dapat mengambil pelajaran. Adapun jika melihat-lihat tanpa mengambil pelajaran, maka tidak ada faedahnya.

Tags: Tafsir Lengkap Al Quran Online Indonesia, Surat Al An’am, Terjemahan Dan Arti Ayat Al Quran Digital, Penjelasan dan Keterangan, Asbabun Nuzul, Download Tafsir Al Quran, Footnote atau catatan kaki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.