Tafsir Al Qur’an Surat Al An’am Ayat 21-32

By | 14/12/2015

Tafsir al Qur’an surat Al An’am Ayat yang ke: 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, dan 32.
Ayat dibawah ini menerangkan tentang orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah (al Qur’an) termasuk yang mendustakan kebenaran yang dibawa para rasul-Nya, menggambarkan orang-rang yang mengingkari hari kiamat, penyesalan tiada tara dari orang-orang tersebut. Lalu terdapat dalil yang menjelaskan tentang: kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau belaka, dll.

Ayat 21-26: Sikap orang-orang yang mengingkari Al Qur’an dan bagaimana penyesalan mereka yang mendalam pada hari Kiamat

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (٢١) وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا أَيْنَ شُرَكَاؤُكُمُ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ (٢٢) ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ إِلا أَنْ قَالُوا وَاللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ (٢٣) انْظُرْ كَيْفَ كَذَبُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (٢٤)وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لا يُؤْمِنُوا بِهَا حَتَّى إِذَا جَاءُوكَ يُجَادِلُونَكَ يَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ (٢٥) وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْأَوْنَ عَنْهُ وَإِنْ يُهْلِكُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (٢٦

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 21-26

21. Dan siapakah yang lebih zalim[1] daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah[2], atau mendustakan ayat-ayat-Nya?[3] Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung.

22. Dan (ingatlah), pada hari ketika Kami mengumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan Allah[4], “Dimanakah sembahan-sembahanmu yang dahulu kamu sangka (sekutu-sekutu kami)?”.

23. Kemudian tidaklah ada jawaban bohong mereka, kecuali mengatakan, “Demi Allah, ya Tuhan Kami, tidaklah Kami mempersekutukan Allah.”

24. Lihatlah[5], bagaimana mereka berbohong terhadap diri mereka sendiri[6]. Dan sembahan yang mereka ada-adakan dahulu akan hilang dari mereka.

25. Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu (Muhammad)[7], padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (kami letakkan) sumbatan di telinganya[8]. Kalaupun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya[9]. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “(Al-Quran) ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang terdahulu.”

26. Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quran[10] dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya[11], dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari.

Ayat 27-32: Hal-hal yang akan disaksikan pada hari Kiamat, kerugian orang-orang yang mendustakan pada hari itu, dan menerangkan nilai kehidupan dunia

وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٢٧) بَلْ بَدَا لَهُمْ مَا كَانُوا يُخْفُونَ مِنْ قَبْلُ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (٢٨) وَقَالُوا إِنْ هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ (٢٩) وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى رَبِّهِمْ قَالَ أَلَيْسَ هَذَا بِالْحَقِّ قَالُوا بَلَى وَرَبِّنَا قَالَ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (٣٠) قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلا سَاءَ مَا يَزِرُونَ (٣١) وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ (٣٢

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 27-32

27. Dan seandainya kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.”

28. Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka sembunyikan dahulu[12]. Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya[13]. Mereka itu sungguh pendusta.

29. Dan tentu mereka akan mengatakan (pula)[14], “Hidup hanyalah di dunia ini saja, dan kita tidak akan dibangkitkan.”[15]

30. Dan seandainya kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Dia berfirman, “Bukankah (kebangkitan) ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Dia berfirman, “Rasakanlah azab ini, karena dahulu kamu mengingkarinya.”

31. Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah[16]; sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba[17], mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami[18], terhadap kelalaian Kami tentang kiamat itu,” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu.

32. Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau[19]. Sedangkan negeri akhirat itu[20], sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa[21]. Tidakkah kamu mengerti[22]?


[1] Yakni tidak ada yang lebih zalim.

[2] Dengan menisbatkan sekutu kepada-Nya, atau menyangka bahwa selain-Nya ada juga yang berhak disembah, atau menyangka bahwa Dia punya istri dan anak, Mahasuci Allah dari semua ini.

[3] Yaitu Al Qur’an, termasuk pula menolak kebenaran yang dibawa rasul-Nya.

[4] Sebagai bentuk taubikh (celaan).

[5] Sambil merasa aneh terhadapnya.

[6] Dengan mengatakan bahwa dirinya tidak berbuat syirk.

[7] Namun tidak ada niat untuk mencari yang benar dan mengikutinya. Oleh karena itu, mendengarnya mereka bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah memberikan manfaat kepada mereka, karena dalam hati mereka tidak ada keinginan kepada kebaikan.

[8] Sehingga mereka tidak mendengarkan dengan pendengaran yang bermanfaat bagi mereka (yang menjadikan mereka tunduk menerima).

[9] Bahkan mereka malah mendebatnya.

[10] Adapula yang mengartikan, “Mereka melarang orang lain mengikuti Nabi”.

[11] Dan tidak beriman kepadanya. Mereka menggabung antara keadaannya yang sesat dan menyesatkan orang lain. Mereka melarang orang lain mengikuti kebenaran dan mereka juga menjauhinya.

[12] Maksudnya, bahwa mereka sebenarnya tidak bercita-cita ingin dikembalikan ke dunia untuk beriman kepada Allah, tetapi perkataan itu semata-mata diucapkan karena melihat kedahsyatan neraka, di mana mereka ingin dihindarkan daripadanya.

[13] Seperti syirk (menyekutukan Allah).

[14] Sambil mengingkari adanya kebangkitan.

[15] Yakni jika mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan mengatakan demikian.

[16] Yakni mendustakan kebangkitan, di mana hal itu membuatnya berani mengerjakan perbuatan haram dan perbuatan yang dapat membinasakan.

[17] Sedangkan mereka dalam keadaan yang paling buruk, lantas mereka menampakkan penyesalan yang mendalam.

[18] Akan tetapi penyesalan pada saat itu tidak berguna lagi.

[19] Maksudnya kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah seseorang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat berupa ketaatan dan hal-hal yang membantunya.

[20] Maksudnya surga.

[21] Yaitu mereka yang mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Di surga terdapat apa yang mereka inginkan dan yang menyejukkan pandangan mereka, terdapat kenikmatan bagi hati maupun badan, dan penuh dengan kegembiraan, ini semua diperuntukkan bagi mereka yang bertakwa.

[22] Yakni tidakkah mereka dapat membedakan mana yang lebih layak didahulukan; dunia atau akhirat?

Tags: Tafsir Lengkap Al Quran Online Indonesia, Surat Al An’am, Terjemahan Dan Arti Ayat Al Quran Digital, Penjelasan dan Keterangan, Asbabun Nuzul, Download Tafsir Al Quran, Footnote atau catatan kaki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.