TAFSIR SURAT AL AN’AM AYAT 56-65

By | 16/01/2016

Tafsir al Qur’an Surat Al An’aam Ayat yang ke: 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, dan 65.
Ayat dibawah ini menjelaskan tentang ke-tauhid-an, suatu hal yang gaib, ketetapan hukum syar’i, perintah dan larangan-Nya, Dia juga yang memberikan keputusan balasan (hukum jaza’i), memberi pahala dan siksa, dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya.
Silahkan baca juga tafsir ayat sebelumnya disini.

Ayat 56-59: Memerintah dan menetapkan adalah hak Allah Subhaanahu wa Ta’aala saja, serta menjelaskan kunci-kunci yang gaib, dimana hal itu tidak diketahui kecuali oleh-Nya saja

قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قُلْ لا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ (٥٦) قُلْ إِنِّي عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَكَذَّبْتُمْ بِهِ مَا عِنْدِي مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ (٥٧) قُلْ لَوْ أَنَّ عِنْدِي مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِ لَقُضِيَ الأمْرُ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالظَّالِمِينَ (٥٨) وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (٥٩)

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 56-59

56. Katakanlah (Muhammad)[1], “Aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah[2].” Katakanlah, “Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh tersesatlah aku dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk.”

57. Katakanlah (Muhammad), “Aku berada di atas keterangan yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku[3], sedangkan kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan (hukum itu) hanyalah hak Allah[4]. Dia menerangkan kebenaran[5] dan Dia pemberi keputusan yang terbaik[6].”

58. Katakanlah (Muhammad), “Seandainya ada padaku apa (azab) yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, tentu selesailah segala perkara antara aku dan kamu[7].” Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim[8].

59.[9] Dan kunci-kunci semua yang ghaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia[10]. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).”

Ayat 60-65: Di antara bukti kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala secara mutlak kepada hamba-hamba-Nya dan rahmat-Nya kepada mereka

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٦٠) وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لا يُفَرِّطُونَ (٦١) ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلاهُمُ الْحَقِّ أَلا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ (٦٢) قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (٦٣) قُلِ اللَّهُ يُنَجِّيكُمْ مِنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ أَنْتُمْ تُشْرِكُونَ (٦٤) قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ (٦٥

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 60-65

60.[11] Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari[12] dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu[13] pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan[14]. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

61. Dan Dialah Penguasa mutlak atas semua hamba-Nya[15], dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga[16], sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami[17] mencabut nyawanya, dan mereka itu tidak melalaikan tugasnya.

62. Kemudian mereka (hamba-hamba Allah)[18] dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya[19]. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) ada pada-Nya. Dan Dia-lah Pembuat perhitungan yang paling cepat.

63. Katakanlah (Muhammad)[20], “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut?” (Dengan mengatakan), “Sekiranya Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.”

64. Katakanlah (Muhammad), “Allah yang menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, namun kemudian kamu (kembali) mempersekutukan-Nya.”

65. Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu[21] atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain[22].” Perhatikanlah, bagamaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan) Kami[23] agar mereka memahami(nya)[24].”


[1] Kepada orang-orang musyrik.

[2] Baik patung maupun sesembahan lainnya, yang memang tidak berkuasa memberikan manfaat atau menghindarkan bahaya, tidak mampu mematikan maupun menghidupkan, dan tidak ada sedikitpun alasan yang membenarkan demikian meskipun beerupa syubhat, selain mengikuti hawa nafsu, di mana mengikutinya merupakan kesesatan yang paling besar.

[3] Maksudnya apa yang dipegang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa tauhid dan mengikhlaskan amal kepada-Nya mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya.

[4] Sebagaimana Dia yang menetapkan hukum syar’i; Dia yang memerintah dan melarang, maka Dia juga memberikan keputusan balasan (hukum jaza’i), Dia yang memberi pahala dan menyiksa sesuai kebijaksanaan-Nya.

[5] Agar hujjah tegak, dan tidak ada lagi alasan bagi mereka.

[6] Baik di dunia maupun di akhirat, dan Dia menetapkan keputusan yang terpuji.

[7] Maksudnya tentu Allah telah menurunkan azab kepadamu hingga kamu binasa. Akan tetapi hal itu (menimpakan azab) adalah hak Allah yang Maha Penyantun lagi Maha Sabar (Al Haliim-Ash Shabuur) meskipun manusia berbuat kufur kepada-Nya, namun Dia tetap memberikan mereka rezki, mengulang-ulang peringatan agar mereka berhenti, dan Dia menginginkan kebaikan untuk mereka.

[8] Dia mengetahui kapan mereka dihukum.

[9] Ayat ini termasuk ayat yang paling agung yang menerangkan lebih jelas tentang ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu; secara garis besar maupun terperinci.

[10] Lihat pula Surah Lukman ayat 34.

[11] Ayat ini memperkuat uluhiyyah Allah (keberhakan Allah untuk diibadati), menegakkan hujjah terhadap orang-orang musyrik, menerangkan bahwa Allah Ta’ala yang berhak dicintai dan diagungkan, dita’zimkan dan dimuliakan. Allah mengabarkan, bahwa hanya Dia yang satu-satunya mengurus hamba-hamba-Nya ketika mereka jaga maupun tidur, Dia menidurkan mereka di malam hari agar gerakan mereka berhenti dan badan mereka dapat beristirahat, Dia pula yang membangunkan mereka kembali agar mereka dapat berusaha untuk hal yang bermaslahat bagi mereka baik terkait dengan agama maupun dunia, Dia mengetahui apa yang mereka kerjakan tersebut. Dia senantiasa melakukan demikian terhadap hamba-hamba-Nya sampai tiba ajal mereka; ajal hidup mereka di dunia dan ajal (waktu) mereka akan dibangkitkan.

[12] Dengan memegang ruh kamu ketika tidur.

[13] Mengembalikan ruhmu.

[14] Kamu ditidurkan di malam hari dan dibangunkan di siang hari, agar berlangsung perputaran waktu itu sehingga habis umurmu dan tiba ajal yang telah ditentukan.

[15] Berlaku pada mereka iradah dan kehendak-Nya. Mereka tidaklah bergerak atau diam kecuali dengan izin-Nya.

[16] Yang menjaga kamu dan menjaga (mencatat dan menjumlahkan) amalmu.

[17] Yakni para malaikat yang ditugaskan mencabut nyawa atau malaikat maut.

[18] Setelah mati dan menjalani hidup di alam barzakh (alam pemisah antara dunia dan akhirat).

[19] Dia berkuasa terhadap mereka dengan ketetapan qadar-Nya, berlaku pada mereka berbagai bentuk pengaturan-Nya sesuai yang dikehendaki-Nya, berkuasa terhadap mereka dengan ketetapan syar’i-Nya (berupa memerintah dan melarang), lalu mereka dikembalikan kepada Allah yang akan memberinya balasan. Oleh karena itu, segala hukum pada hari itu ada pada-Nya saja, dan Dia amat cepat hisabnya karena sempurnanya ilmu-Nya, penjagaan-Nya terhadap amal mereka sesuai yang ditetapkan dalam Al Lauhul Mahfuzh lalu diperkuat dengan apa yang dicatat oleh para malaikat-Nya. Jika demikian keadaan Allah, lalu bagaimana orang-orang musyrik berpaling dari-Nya dan malah beribadah kepada sesembahan yang tidak menguasai apa-apa, tidak mampu memberikan manfaat atau menolak bahaya dan tidak memiliki kemampuan apa-apa? Sekiranya mereka mengetahui santunnya Allah kepada mereka, maaf dan rahmat-Nya, sedang mereka menghadapinya dengan syirk dan kekufuran, berani berkata dusta terhadap Allah, namun Dia tidak segera menghukum mereka dan tetap memberi rezki mereka, bahkan mengajak mereka bertobat padahal Dia berkuasa menyiksa mereka segera, tentu mereka akan cinta kepada-Nya, mereka akan marah kepada diri mereka sendiri karena tunduk kepada seruan setan yang sesungguhnya membuat mereka hina dan rugi, namun sayang mereka tidak mengerti.

[20] Kepada orang-orang musyrik yang menyembah selain-Nya, padahal mereka mengetahui rububiyyah (pengaturan) Alah terhadap alam semesta.

[21] Azab yang datang dari atas seperti hujan batu, petir dan lain lain, sedangkan yang datang dari bawah seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir dan sebagainya. Hal ini menghendaki mereka agar waspada terhadap sikap bermaksiat kepada-Nya karena Allah berkuasa menyiksa mereka kapan saja dan dari mana saja arahnya.

[22] Dengan adanya peperangan, dan inilah yang paling ringannya.

[23] Maksudnya adalah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya dalam berbagai rupa dengan cara yang berganti-ganti yang menunjukkan kebenarannya. Adapula yang mengartikan ayat di sini dengan ayat-ayat Al-Quran yang berarti bahwa ayat Al-Quran itu diturunkan ada yang berupa berita gembira, ada yang berupa peringatan, kisah-kisah, hukum-hukum dan lain-lain, di mana semua itu menunjukkan kebenarannya.

[24] Yakni menyadari bahwa apa yang mereka pegang selama ini adalah batil.

Tags: Tafsir Lengkap Al Quran Online Indonesia, Surat Al An’am, Terjemahan Dan Arti Ayat Al Quran Digital, Penjelasan dan Keterangan, Asbabun Nuzul, Download Tafsir Al Quran, Footnote atau catatan kaki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.