Tafsir Al Qur’an Surat Al Maidah Ayat Ke: 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, Dan 14.
Menerangkan tentang perintah Allah untuk mengingat nikmat-Nya agar selalu bersyukur dan menghindarkan rasa ujub, makna sami’na wa atha’na, taat pada syari’at Islam baik yang nampak (di lisan dan anggota badan) maupun yang tersembunyi dalam hati, perintah menegakkan keadilan dan persaksian, ganjaran orang yang beriman dan beramal saleh, balasan untuk orang kafir dan mendustakan ayat Allah. Lalu menceritakan tentang Bani Israil yang ingkar janji/ melanggar perjanjian.
Ayat 7-8: Mengingatkan nikmat-nikmat Allah dan perjanjian dengan-Nya, serta perintah menegakkan keadilan dan menunaikan persaksian
Terjemah Al Maidah Ayat 7-8
7.[1] Ingatlah karunia Allah kepadamu[2] dan perjanjian-Nya[3] yang telah diikatkan kepadamu, ketika kamu mengatakan, “Kami mendengar dan kami menaati.”[4] Dan bertakwalah kepada Allah[5], Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati[6].
8. Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah[7], (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil[8]. Berlaku adillah[9]. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa[10]. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan[11].
Ayat 9-11: Menerangkan tentang tempat kembali dan pahala orang-orang mukmin, serta tempat kembali dan balasan bagi orang-orang kafir
Terjemah Al Maidah Ayat 9-11
9. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh[12], (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar (surga).
10. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami[13], mereka itulah penghuni neraka.
11.[14] Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu, ketika suatu kaum[15] bermaksud hendak menyerangmu (secara tiba-tiba) dengan tangannya, lalu Allah menahan tangan mereka dari kamu. Bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakkal[16].
Ayat 12-13: Menerangkan tentang pengingkaran janji yang dilakukan Bani Israil, penyelewengan yang mereka lakukan terhadap kitab Allah dan kafirnya mereka kepada risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Terjemah Al Maidah Ayat 12-13
12. Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian[17] dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka[18]. Dan Allah berfirman[19], “Aku bersamamu[20].” Sesungguhnya jika kamu melaksanakan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik[21], pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi, barang siapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.
13. (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka[22], dan Kami jadikan hati mereka keras membatu[23]. Mereka suka mengubah firman (Allah) dari tempatnya[24], dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka[25]. Kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka[26] kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat)[27], maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Ayat 14: Menerangkan tentang pengingkaran perjanjian yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani, keadaan mereka di dunia dan pada hari Kiamat
Terjemah Al Maidah Ayat 14
14. Dan diantara orang-orang yang mengatakan, “Kami ini orang-orang Nasrani”, Kami telah mengambil perjanjian mereka[28], tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka, maka Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat[29]. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan[30].
[1] Dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan hamba-hamba-Nya mengingat nikmat-nikmat-Nya, baik nikmat agama maupun nikmat dunia; dengan hati maupun lisan mereka. Hal itu, karena dengan sering mengingatnya dapat mendorong untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala dan mencintai-Nya dan hati merasakan ihsan-Nya. Bahkan manfaatnya pula adalah menghindarkan rasa ujub (bangga) terhadap diri dan menambah karunia Allah dan ihsan-Nya.
[2] Berupa agama Islam.
[3] Perjanjian itu adalah perjanjian akan mendengar dan mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap keadaan; yang diikrarkan sewaktu bai’at. Namun di antara ulama ada yang menafsirkan perjanjian di sini, bukan mengucapkan dan melafazkan janji, tetapi maksudnya dengan beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka mereka telah mengharuskan diri mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
[4] Ketaatan ini mencakup ketaatan kepada syari’at Islam baik yang nampak (di lisan dan anggota badan) maupun yang tersembunyi (dalam hati), dan dalam melakukannya kaum mukmin hendaknya mengingat perjanjian itu agar berusaha mengerjakannya secara sempurna.
[5] Dalam perjanjian itu dan jangan melanggarnya atau dalam semua keadaanmu.
[6] Oleh karena itu, berhati-hatilah memiliki keinginan yang tidak diridhainya, dan isilah hati kamu dengan mengenal-Nya, mencintai-Nya dan memiliki sikap nashihah (tulus) kepada hamba-hamba Alllah agar kesalahanmu diampuni dan kebaikanmu dilipatgandakan karena Dia mengetahui kesalihan hatimu.
[7] Bukan karena kepentingan pribadi atau duniawi.
[8] Sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki keadilan, bahkan jika kamu bersaksi untuk kepentingan orang dekatmu, maka kamu pun harus bersaksi terhadapnya meskipun merugikannya. Demikian juga sebagaimana kamu bersaksi yang merugikan musuhmu, maka kamu pun harus bersaksi meskipun menguntungkannya walaupun ia orang kafir atau ahli bid’ah, yakni harus adil dan menerima yang hak jika terkadang muncul darinya, dan tidak boleh menolak kebenaran karena diucapkan olehnya, bahkan yang demikian adalah kezaliman.
[9] Baik terhadap kawan maupun lawan.
[10] Yakni setiap kali kamu berusaha untuk adil dan mengamalkannya, maka yang demikian mendekatkan kamu kepada ketakwaan, dan semakin sempurna keadilan, maka semakin sempurna pula ketakwaanmu.
[11] Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan terhadap perbuatanmu; baik atau buruk, besar atau kecil, demikian pula dibalas segera atau lambat.
[12] Yang wajib atau yang sunat.
[13] Setelah membuktikan hakikat sebenarnya.
[14] Dalam ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengingatkan nikmat-nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin dan mendorong mereka untuk mengingatnya baik dengan hati maupun lisan. Di antara nikmat itu adalah menghalangi musuh dari menyerang mereka secara tiba-tiba, di mana hal itu merupakan pertolongan Allah kepada mereka yang patut mereka syukuri. Kemudian Allah memerintahkan mereka menggunakan tawakkal kepada Allah untuk melawan musuh mereka dan dalam menghadapi segala urusan.
[15] Yakni orang-orang kafir Quraisy. Termasuk pula orang kafir lainnya dan orang munafik.
[16] Bertawakkal adalah bersandar kepada Allah dalam mendatangkan maslahat, baik maslahat agama maupun dunia serta berlepas diri dari kemampuan dan kekuatan yang ada pada diri, dan merasa yakin dengan Allah dalam usaha menghasilkan semua yang diinginkan.
[17] Yang akan disebutkan perjanjian itu di sini.
[18] Yang menjadi pengawas orang-orang yang berada di bawahnya, agar dia memantau mereka dan mendorong mereka mengerjakan apa yang diperintahkan.
[19] Kepada para pemimpin itu sekaligus sebagai penanggung jawab.
[20] Dengan memberikan bantuan dan pertolongan.
[21] Maksudnya berinfak di jalan-Nya dengan hati yang ikhlas.
[22] Menjauhkan mereka dari rahmat-Nya.
[23] Semua nasehat, ayat-ayat dan peringatan tidak bermanfaat bagi mereka. Targhib tidak membuat mereka terdorong mengerjakan perintah dan tarhib tidak membuat mereka berhenti mengerjakan larangan.
[24] Maksudnya merubah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi, di antaranya tentang sifat-sifat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian juga mereka mena’wil maknanya yang tidak sesuai dengan makna yang diinginkan Allah dan rasul-Nya.
[25] Seperti pesan untuk mengikuti Nabi yang akan datang kepada mereka, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[26] Seperti melanggar perjanjian dan lainnya.
[27] Yaitu mereka yang masuk Islam.
[28] Sebagaimana orang-orang Yahudi diambil janjinya.
[29] Yakni Kami berikan kekuasaan sebagiannya terhadap sebagian yang lain dan timbul permusuhan antara sesama mereka sampai hari kiamat seperti yang kita saksikan, di mana orang-orang Nasrani antara yang satu dengan yang lain senantiasa dalam kebencian, permusuhan dan pertengkaran.
[30] Serta akan memberikan balasan terhadapnya.
Tags: Tafsir Lengkap Al Quran Online Indonesia, Surat An Nisa’, Terjemahan Dan Arti Ayat Al Quran Digital, Penjelasan dan Keterangan, Asbabun Nuzul, Download Tafsir Al Quran, Footnote atau catatan kaki.