Tafsir Al Quran Surat Al Maidah Ayat Yang Ke: 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, Dan 73.
Ayat ini menerangkan tentang seruan dan ajakan untuk beriman kepada Allah dan para Rasulullah, tugas Rasul serta menjelaskan tentang kafirnya kaum Yahudi, pengingkaran dan pembunuhan yang dilakukannya tehadap para nabi mereka (seperti Nabi Zakariyya dan Yahya).
Ayat 65-66: Ajakan kepada Ahli Kitab untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta balasannya
Terjemah Surat Al Maidah Ayat 65-66
65.[1] Sekiranya Ahli Kitab itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan mereka dan mereka tentu Kami masukkan ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.
66. Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menegakkan (hukum) Taurat, Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya[2], niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka[3]. Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat[4]. Dan banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan.
Ayat 67-69: Tugas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menyampaikan, dan keimanan yang hakiki adalah mengikuti semua kitab yang diturunkan Allah Subhaanahu wa Ta’aala
Terjemah Surat Al Maidah Ayat 67-69
67.[5] Wahai Rasul! Sampaikanlah (semua) apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu[6]. Jika tidak kamu lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti kamu tidak menyampaikan amanat-Nya[7]. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[8]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[9].
68. Katakanlah, “Wahai Ahli Kitab! Kamu tidak dipandang beragama sedikit pun[10] hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al Quran yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.” Sesungguhnya apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu akan membuat banyak di antara mereka lebih durhaka dan lebih ingkar[11], maka janganlah kamu bersedih terhadap orang-orang yang kafir.
69. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Sabiin[12] dan orang-orang Nasrani, barang siapa beriman kepada Allah, kepada hari kemudian dan berbuat kebajikan,[13] maka tidak ada rasa khawatir padanya dan mereka tidak bersedih hati.
Ayat 70-71: Kafirnya orang-orang Yahudi, pembunuhan yang mereka lakukan terhadap para nabi, dan pengingkaran mereka terhadap perjanjian
Terjemah Surat Al Maidah Ayat 70-71
70. Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil[14], dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul[15]. Tetapi setiap rasul datang kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak sesuai dengan keingininan mereka, (maka) sebagian (dari rasul itu) mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh[16].
71. Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi bencana apa pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), karena itu mereka menjadi buta dan tuli, kemudian Allah menerima tobat mereka, lalu banyak di antara mereka buta dan tuli. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan[17].
Ayat 72-73: Menerangkan tentang kafirnya orang-orang Nasrani ketika menuhankan Isa putera Maryam ‘alaihis salam
Terjemah Surat Al Maidah Ayat 72-73
72.[18] Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al Masih putra Maryam.” Padahal Al Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu[19].” Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu[20].
73. Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga[21], padahal tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.
[1] Ayat di atas menunjukkan kepemurahan Allah, setelah membalas celaan dan lecehan mereka terhadap agama-Nya dan hamba-hamba-Nya yang mukmin dengan menyebutkan aib mereka dan perkataan mereka yang batil, Allah mengajak mereka bertobat, dan bahwa jika mereka beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan masuk Islam dan bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapuskan kesalahan mereka meskipun telah terjadi apa yang telah terjadi, dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang disenangi jiwa manusia dan sedap dipandang mata.
[2] Dengan mengamalkannya, termasuk di antaranya adalah beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memang diserukan oleh kitab Taurat dan Injil.
[3] Maksudnya Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan memunculkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah atau melapangkan rezeki dan melimpahkannya dari semua arah.
[4] Maksudnya orang yang berlaku jujur, lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran, mereka ini adalah orang-orang yang beriman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Abdullah bin Salaam dan kawan-kawannya.
[5] Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila singgah di suatu tempat, maka para sahabat memperhatikan pohon yang paling besar agar dijadikan tempat bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga Beliau berdiam di bawahnya, kemudian para sahabat menempati setelahnya di bawah naungan pohon. Ketika Beliau berada di bawah pohon dan menggantungkan pedangnya di sana, tiba-tiba ada seorang Arab baduwi yang mengambil pedang itu kemudian mendekati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedang tertidur, lalu ia membangunkannya dan berkata, “Wahai Muhammad! Siapakah yang dapat menghalangimu dariku?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Allah.”, maka Allah menurunkan ayat, “Yaa ayyuhar rasuulu balligh maa unzila ilaika…dst. ” (Hadits ini hasan, karena Muhammad bin Amr salah seorang rawi hadits ini haditsnya hasan sebagaimana dikatakan Adz Dzahabi dalam Al Mizan, sedangkan Mu’ammal bin Isma’il dalam hapalannya diperbincangkan, akan tetapi hadits ini dimutaba’ahkan sebagaimana dalam Tafsir Ibnu Katsir, di mana Adam, yakni Ibnu Abi Iyasy memutaba’ahkannya. Ibnu Katsir menyebutkannya dengan sanad Ibnu Mardawaih.)
[6] Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan risalah-Nya dengan sempurna, berdakwah, memperingatkan dan memberi kabar gembira serta memberikan kemudahan, mengajarkan orang-orang yang tidak tahu sehingga menjadi ulama, menyampaikan risalahnya dengan sabda Beliau, perbuatan, tulisan (surat) dan pengiriman utusan. Oleh karena ini, tidak ada satu pun kebaikan kecuali Beliau telah menunjukkan kepada umatnya, dan tidak ada satu pun keburukan kecuali Beliau telah memperingatkan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan semua yang dibutuhkan umatnya, baik yang terkait dengan Aqidah, ibadah, mu’amalah, adab maupun akhlak.
[7] Karena menyembunyikan sebagiannya sama saja menyembunyikan seluruhnya.
[8] Sebelumnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dikawal, sampai turun ayat di atas. Setelah turun ayat di atas, Beliau bersabda kepada sahabatnya, “Pergilah kalian, karena sesunggunya Allah telah memeliharaku.” (HR. Hakim), oleh karenanya tidak ada seorang pun yang dapat membunuh Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[9] Orang-orang kafir, karena tidak ada yang mereka inginkan selain yang sesuai dengan hawa nafsu mereka, maka Allah tidak memberikan hidayah kepada mereka dan tidak memberi mereka taufik kepada kebaikan.
[10] Karena kamu tidak beriman kepada Al Qur’an dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, demikian juga tidak beriman kepada nabi kamu dan kitab kamu serta tidak berpegang kepada kebenaran dan tidak bersandar kepada suatu dasar pun.
[11] Karena kekafiran mereka kepada Al Qur’an.
[12] Ada yang mengatakan, bahwa mereka adalah salah satu firqah (golongan) orang-orang Yahudi.
[13] Dalam ayat ini, Allah Ta’ala memberitahukan tentang orang-orang yang diberikan kitab, baik kitab Taurat, Injil maupun Al Qur’an, bahwa kebahagiaan dan keselamatan mereka terletak pada satu jalan, yaitu beriman kepada Allah, termasuk beriman kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beriman kepada hari akhir dan mengerjakan amal saleh, maka tidak ada kekhawatiran bagi mereka terhadap hal-hal yang akan datang yang mengkhawatirkan, dan mereka pun tidak perlu bersedih hati terhadap hal yang telah mereka tinggalkan. Ketentuan ini berlaku di setiap zaman.
[14] Perjanjian itu adalah mereka beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya (lihat surat Al Ma’idah: 12).
[15] Yang datang beriringan untuk membimbing mereka.
[16] Seperti Nabi Zakariyya dan Nabi Yahya ‘alaihimas salam.
[17] Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan kepada mereka.
[18] Ayat ini merupakan pernyataan tentang kafirnya orang-orang Nasrani.
[19] Yang menunjukkan bahwa beliau adalah seorang hamba, bukan tuhan.
[20] Yang menyelamatkan mereka dari azab Allah atau menghindarkannya.
[21] Seperti yang diyakini oleh sebagian orang-orang Nasrani, bahwa tuhan itu tiga; Allah, Maryam dan Isa (trinitas). Mahasuci Allah dari keyakinan rusak ini.
Tags: Tafsir Lengkap Al Quran Online Indonesia, Surat Al Maidah, Terjemahan Dan Arti Ayat Al Quran Digital, Penjelasan dan Keterangan, Asbabun Nuzul, Download Tafsir Al Quran, Footnote atau catatan kaki.