Tafsir Al Qur’an Surat Al Anbiya Ayat yang ke: 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, dan 47.
Berikut ini menjelaskan tentang orang kafir yang menghina dan mengolok-olok Rasulullah, azab yang ditimpakan kepada mereka. Lalu tentang patung-patung yang mereka sembah tidak dapat memberikan manfaat dan tidak dapat pula memberikan pertolongan. Kemudian tentang keadilan Allah ketika manusia dikumpulkan di padang mahsyar dengan menimbang kebaikan dan keburukan yang mereka lakukan.
Baca juga: Tafsir surat Al Anbiya Ayat 21-35
Ayat 36-41: Bagaimana orang-orang kafir mengolok-olok Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, penjelasan tentang lemahnya akal mereka dan bagaimana mereka ditimpa azab.
Terjemah Surat Al Anbiya Ayat 36-41
36. Dan apabila orang-orang kafir itu melihat engkau (Muhammad), mereka hanya memperlakukan engkau menjadi bahan ejekan[1]. (Mereka mengatakan), “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhan-mu?” Padahal mereka orang yang ingkar jika disebut Allah Yang Maha Pengasih[2].
37. [3]Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa[4]. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku[5]. Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya[6].
38. Dan mereka berkata, “Kapankah janji itu[7] (akan datang), jika kamu orang yang benar[8]?”
39. Seandainya orang kafir itu mengetahui, ketika mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka dari wajah dan punggung mereka[9], sedang mereka tidak mendapat pertolongan (tentulah mereka tidak meminta disegerakan).
40. Sebenarnya (hari kiamat) itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, lalu mereka menjadi panik; maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) diberi penangguhan (waktu)[10].
41. [11]Dan sungguh, rasul-rasul sebelum engkau (Muhammad) pun telah diperolok-olokkan, maka turunlah (siksaan) kepada orang yang mencemoohkan apa yang selalu mereka perolok-olokkan[12].
Ayat 42-46: Penjelasan tentang tidak bermanfaatnya patung-patung yang mereka sembah dan bahwa patung-patung itu tidak bisa menolong mereka.
Terjemah Surat Al Anbiya Ayat 42-46
42. [13]Katakanlah, “Siapakah yang akan menjaga kamu pada waktu malam[14] dan siang[15] dari (siksaan) Allah Yang Maha Pengasih[16]?” Bahkan mereka berpaling[17] dari peringatan Tuhan mereka[18].
43. Ataukah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari (azab) kami[19]? Tuhan-tuhan mereka itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak (pula) mereka[20] dilindungi dari (azab) Kami.
44. Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan (hidup di dunia)[21] hingga panjang usia mereka[22]. Maka Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi negeri (yang berada di bawah kekuasaan orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujung negeri[23]. Apakah mereka yang menang[24]?
45. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya memberimu peringatan sesuai dengan wahyu[25].” Tetapi orang tuli tidak mendengar seruan apabila mereka diberi peringatan[26].
46. Dan jika mereka ditimpa sedikit saja azab Tuhanmu, pastilah mereka berkata, “Celakalah Kami! Sesungguhnya kami termasuk orang yang selalu menzalimi (diri sendiri)[27].”
Ayat 47: Penjelasan tentang keadilan Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
Terjemah Surat Al Anbiya Ayat 47
47. [28]Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit[29]; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang menghisabnya[30].
[1] Hal ini karena kerasnya kekafiran mereka, sampai-sampai ketika melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menjadikannya bahan ejekan, dan berkata, “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu?” Mereka menghina dan mengolok-oloknya, padahal Beliau adalah manusia yang paling sempurna dan paling utama. Merekalah yang sesungguhnya hina karena menggabung semua akhlak terela, kalau pun tidak ada perbuatan mereka selain kafir kepada Allah Yang Maha Pengasih dan kafir kepada Rasul-Nya, hal itu pun sudah cukup menjadikan mereka sebagai makhluk yang paling hina karena yang mereka ingkari adalah Tuhan Yang Maha Pengasih, di mana tidak ada satu pun nikmat yang diperoleh hamba kecuali berasal dari-Nya dan tidak ada yang menghindarkan bahaya selain Dia.
[2] Mereka berkata, “Kami tidak mengenal Ar Rahman.”
[3] Ayat ini turun karena mereka meminta disegerakan azab.
[4] Orang-orang mukmin meminta kepada Allah agar disegerakan azab kepada orang-orang kafir, dan orang-orang kafir meminta pula agar azab itu disegerakan kepada mereka saking ingkarnya mereka terhadap ancaman itu. Mereka berkata, “Kapankah janji itu (akan datang), jika kamu orang yang benar?” Padahal Allah Subhaanahu wa Ta’aala menunda bukan berarti membiarkan, akan tetapi telah menetapkan waktu yang ditentukan, di mana apabila waktu itu datang maka mereka tidak bisa meminta diundur dan tidak pula meminta dimajukan.
[5] Terhadap orang yang kafir kepada-Ku.
[6] Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’aala memperlihatkan terbunuhnya mereka di Badar.
[7] Yakni azab atau hari kiamat.
[8] Mereka mengucapkan kata-kata ini karena tertipu, dan karena mereka belum tertimpa azab.
[9] Karena azab mengepung mereka dari berbagai sisi.
[10] Untuk bertobat. Kalau seandainya mereka mengetahui keadaan ini, tentu mereka tidak akan meminta disegerakan azab dan mereka akan benar-benar takut.
[11] Ayat ini sebagai hiburan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika orang-orang kafir mencemoohkan Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti yang disebutkan dalam ayat 36 di atas.
[12] Yaitu azab. Demikian pula azab itu akan menimpa kepada orang-orang yang mencemoohkan engkau (Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam).
[13] Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman menyebutkan kelemahan mereka yang mengambil tuhan-tuhan selain-Nya, dan bahwa mereka membutuhkan pertolongan Tuhan mereka yang sesungguhnya, yaitu Ar Rahman (Yang Maha Pengasih), di mana rahmat-Nya mengena kepada orang yang baik maupun yang buruk.
[14] Ketika kamu tidur dan tidak sadar.
[15] Ketika kamu sedang bertebaran di muka bumi dan sedang lalai.
[16] Yakni jika turun kepadamu. Tentu tidak ada yang mampu menjagamu.
[17] Tidak mau memikirkan.
[18] Yakni Al Qur’an. Padahal kalau mereka mau mendatangi peringatan itu dan menerima nasehatnya, tentu mereka ditunjuki kepada jalan yang lurus dan diberi taufiq dalam urusan mereka.
[19] Maksudnya, apakah tuhan-tuhan mereka mampu menghindarkan azab yang Kami turunkan.
[20] Yakni orang-orang kafir.
[21] Seperti harta, anak dan panjang umur.
[22] Sehingga mereka tertipu. Mereka sibuk bersenang-senang, dan lupa untuk apa mereka diciptakan, waktu yang lama berlalu bagi mereka sehingga hati mereka menjadi keras, sikap melampaui batasnya semakin menjadi, dan kekafiran mereka semakin besar.
[23] Maksudnya, tidakkah orang-orang kafir melihat ke sebelah kanan negeri mereka dan ke sebelah kirinya, di mana mereka akan melihat sebagiannya binasa, tidak terdengar lagi selain berita kematian, kematian siap datang ke segenap tempat untuk mencabut nyawa mereka sedikit demi sedikit sehingga diwarisi Allah. Bisa juga maksud, “lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujung negeri” dengan diberikannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Beliau berhasil menaklukkannya. Jika seandainya mereka memperhatikannya, niscaya mereka tidak akan tertipu dan tidak akan terus menerus di atas kekafiran.
[24] Tidak, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang menang. Atau maksudnya, apakah mereka dapat keluar dari taqdir Allah atau lolos dari kematian?
[25] Dari Allah, bukan dari diriku sendiri.
[26] Mereka (orang-orang kafir dan musyrik) disebut sebagai orang yang tuli meskipun mereka mampu mendengar, karena peringatan yang disampaikan kepada mereka tidak ubahnya menyampaikan kepada orang yang tuli yang tidak mendengar peringatan dari orang lain dan tidak berpengaruh apa-apa.
[27] Dengan berbuat syirk dan mendustakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[28] Ketika manusia dikumpulkan di padang mahsyar, Allah Subhaanahu wa Ta’aala memasang timbangan yang adil, di mana dengannya kebaikan dan keburukan mereka ditimbang.
[29] Seperti dikurangi kebaikannya dan ditambah keburukannya.
[30] Yakni cukuplah Dia yang mengetahui amalan hamba, yang menjaganya, yang menetapkannya dalam kitab, yang mengetahui ukurannya, dan ukuran balasannya serta keberhakannya serta yang menyampaikan balasan kepada orang-orang yang melakukannya.
Tags: Tafsir Lengkap Al Quran Online Indonesia, Surat Al Anbiya, Terjemahan Dan Arti Ayat Al Quran Digital, Penjelasan dan Keterangan, Kandungan, Asbabun Nuzul, Download Tafsir Al Quran, Footnote atau catatan kaki.